Saturday, April 30, 2016

Terkadang aku terlelah
Di balik gemintang yang memperhatikan bahwa aku bersembunyi di dalam kelelahan ku yang mendalam
Karena itu aku menulis
Mencari nikamatnya dunia
Karena semakin aku merasakannya semakin menyesakkan saja dunia ini

Teman sejati terkadang datang dengan hujatan
Atau yang terkadang kita sangka adalah sahabat ternyata hanya tempat tertawa dan bergai canda
Bukan yang benar-benar siap merasakan

Tapi aku sadar betul bahwa inilah kehidupan yang harus aku hadapi
menghadapi pahitnya
menikmati manisnya
menjadikan nya ada
diantara banyak bunga yang diharapkannya tetap ada dan terus memberikan wangi yang bermanfaat bagi semua

kemudian apakah masih ada harapan bagi kelelahan ini untuk menghilang menjauh
menghadapi segalanya dengan kelelahan berat, sungguh berat
apalagi ditambah menghadapi sesuatu yang kita tau lemah sekali dalam hal itu

inilah manusia yang ada diantara penantiannya

karena hidup dasarnya hanya tentang penantian untuk menunggu kematian




Kemudian barisan pemikiran menghampiri dunia yang saat ini sudah melemah. Kenapa melemah? Karena dunia saat ini tidak mengambil kekuatan terkuat. Manusia semakin sombong memperlihatkan dirinya sendiri. Berdiri diatas keadaannya. Sedangkan mereka adalah kelemahan itu sendiri. Sedangkan kekuatan yang sebenarnya mereka telantarkan ditengah kesempitan yang melanda.
Itulah kenapa saya menyebut dunia ini lemah

Lahaula wala Quwwata illa BilLah
Tiada daya upaya selain kekuatan dari Allah

Allah yang Maha kuat. Dan menjadi sumber kekuatan. Itulah kenyataannya, tetapi manusia mulai tak sadar itu semua. Kemudian menghamburkan dunia nya. Dan berjalan seakan merekalah yang paling berdaya. Kemudian membuat penilaian-penilaian nya sendiri tentang dunia.

Saya katakan sekali lagi bahwa ini adalah kematian yang akan menyambut manusia. Kemudian dengan bangganya manusiaitu mencampakkan orang-orang beriman. Seakan mereka adalah sampah bagi zaman.

Inilah kita saat ini sudah tak acuh lagi. Kemudian menginjakkan keimanan dibawah kaki kita. Dan berjalan mengelilingi dunia dengan kepala terangkat. Sedangkan hati kita hitam legam karena tercemar oleh noda-noda dunia.

Kemudian kamu masih mau berkata apa?

Sedangkan Allah sudah kita gadaikan dengan citra dari mata manusia. Dan tak lagi mendekat kepadanya. Inilah kenapa dunia semakin dan semakin melemah.

Kemudian kamu masih mau berkata apa?

Sedangkan kekuatan itu tak kita ambil. Kita biarkan, dan tak mendekat kepada sumber kekuatan. Ya Allah betapa sombongnya kami.

Maka ambillah kekuatan kita dengan cara mendekati Sang Sumber Kekuatan
Kemudian dari sana kita berangkat untuk menguatkan Dunia


Saturday, April 2, 2016


Tahun ketiga ku mengikuti acara TER sungguh memberikan dampak yang luar biasa. Cinta yang semakin mendalam. Dan melihat kesungguhan di mata para peseta menjadikan bara yang kadang redup menyala semakin, bagai matahari pagi, cerah tapi tak terik. Cahaya yang menyejukkan.

Menyaksikan kalian menjadikan langkahku semakin cepat. Dan aku merasakan bahwa perubahan bangsa ini bisa dipercepat. Mengapa? Karena memang awal dari perubahan itu bias diawali dari pendidikan. Siapa yang tidak memperhatikan pendidikan. Maka siap-siap saja akan menjadi orang yang terbelakang.

Percayalah rekan-rekan baruku bahwa dunia ini masih bertahan baik karena masih ada orang yang memperhatikan pendidikan. Andaikan semua sudah tak peduli maka sudah sejak lama dunia ini hancur. Dan terpuruk di dalam keterbelakangan.

Coba kita berpikir lebih dalam lagi. Maka akan kita temukan bahwa disetiap bait perjuangan. Maka akan kita temukan orang-orang yang bertahan di belakang layar untuk menjaga kualitas manusia. Dan aku berharap bahwa kita adalah orangnya.

Saya yakin dan percaya bahwa kita dipertemukan di TER ini bukan karena kebetulan. Tetapi memang ditakdirkan kita dipertemukan untuk berbagi cinta dan kebahagiaan. Karena dunia akan menjadi hambar tanpa cinta. Dan dunia akan menjadi gelap gulita apabila setiap manusia salah mengartikan kebahagiaan.

Maka cinta adalah pergerakan
Maka Kebahagiaan adalah perjuangan

Hidup Pendidikan Indonesia!!


-Miqdad Ramadhan, Kapten Eduwa Garda 7