Pagi yang menghadang begitu
indahnya. Mungkin memang pagi ini adalah waktu-waktu terbaik untuk berkhidmat. Tak
banyak orang yang bisa menikmati keindahannya. Dengan sedikit alunan yang
indah. Kemudian mengarahkan pandangan pada dunia yang ada di hamparan. Dan
berpikir berapa tahun lagi aku bertahan di dunia ini. Dan juga berapa tahun aku
bisa bersabar dan selalu bersyukur di atas bumi Allah ini. Pikiran-pikiran yang
selalu mengelantung di dalam saraf-saraf otak. Uhh.. entah jadi apa aku nanti.
Terus berharap ingin menjadi sesuatu yang berarti. Tidak ada seorangpun manusia
yang bisa memastikannya. Maka dari itu manusia membutuhkan Allah sang pemberi
harapan. Maka jangan pernah berhenti berharap karena harapan itu kan selalu
ada.
Perlu di ketahui lagi bahwa
keajaiban tidak diberikan pada orang-orang yang duduk-duduk saja. Bertindaklah
dan berusaha dan teruslah berharap maka keajaiban itu akan muncul di hadapan
kita. Maka pengharapan itu menjadi hal yang tak boleh hilang dalam hati-hati
kita. Begitu sombong apabila tak berharap. Libatkan Allah dalam segala tindakan
kita. Maka Allah akan melibatkan diriNya dalam permasalah kita. Maka
bersyukurlah kita terlahir dalam keadaan islam. Dan menjadi salah satu orang
yang tak pernah henti berharap.
Bukanlah alam terbentang di depan
mata kita bukti kekuasaanNya maka “Nikmat mana lagi yang kau dustakan?” dan
disinilah kita berdiri di salah satu wilayah yang menjadi syurga bagi dunia. Di
negriku Indonesia. Yang bahkan istilah orang “batu dan kayu jadi tanaman”.
Beruntungnya kita. Maka teruslah berharap untuk kejayaan di negri ini. Dan diberikan
pemimpin yang benar-benar memikirkan rakyatnya. Mungkin itu diawali dengan
pribadi-pribadi kita menjadi baik. Kemudian menyebarkan kebaikan dan
menginspirasi. Hingga virus-virus kebaikan itu menjadi menyebar dan banyak
orang terinspirasi. Kemudian terjadi perbaikan massif dimana-mana. Maka apabila
sudah banyak orang baik di suatu negri hingga Allah mencintai negri itu maka
dengan sendirinya akan muncul pemimpin terbaik. “Maka apabila Allah telah
mencintai suatu negri maka Allah akan menjadikan sebaik-sebaik manusia sebagai pemimpin
di antara mereka”.
Dan teruslah berharap daripada
sibuk mencemooh dan menyalahkan banyak orang, apa salahnya mulai memperbaiki mulai
dari diri kita sendiri. Saya pernah mendengar lirik sebuah lagu “Mula diri,
keluarga, sahabat masyarakat, dan Negara” memang dimulainya harus dari sesuatu
yang kecil.
Kita lihat bukti dari sebuah
pengharapan Rasulullah, bahkan di saat beliau ke thaif dan dihinakan disana. Dan
kemudian mendapatkan penawaran yang indah dari malaikat untuk melumatkan kaum
yang ada di thaif. Tapi lihat kekuatan pengharapan beliau. Beliau hanya
mengatakn “ Jangan, mereka hanya belum mengetahui”. Maka implikasinya kita
lihat saat kondisi Rasulullah telah wafat dan banyak pemurtadan terjadi. Kemudian
kaum yang ada di thaif tetap istiqomah di jalan Allah. Dan Melakukan penguatan
terhadap pemerintahan Khalifah Abu Bakar RA
Maka jangan pernah hilangkan harapan
dari hati kita. Apabila sudah hilang harapan dari hati kita maka siap-siap lah
menjadi seonggok daging yang berjalan di atas bumi. Ada tapi sebenarnya sudah
mati. Maka bangkitkan semangat kita. Dan usahlah memperkarakan hal yang tidak
penting. Karena masih banyak urusan yang harus di kerjakan. Kencangkan
semangat, dan balut dengan asa yang tak henti. Hingga ini diakhirkan oleh yang
Maha akhir. Wallahua’lam
#PercikanCahaya
Miqdad Ramadhan
30 Juli 2014
0 comments:
Post a Comment