5 Tahun Kegelapan Hidupku | #CahayaLiqo
Namaku adalah Miqdad Ramadhan. Sebuah do’a dari orang tua ku agar aku
bisa menjadi seperti sahabat nabi yang bernama Miqdad ibn Amr. Ketika
aku mencari tahu tentang sahabat yang satu ini aku menangis. Kenapa
tidak, seorang sahabat yang bahkan dititipkan salam cinta dari Allah
SWT melalui Rasulullah SAW. Begitu berat tanggung jawab ku atas nama
ini. Dan juga aku terlahir disebuah bulan yang paling mulia yaitu bulan
ramadhan sehingga begitulah asal usul namaku. Miqdad Ramadhan. Lalu
bagaimana dengan hidupku?
Dalam pandanganku tak ada yang special dari hidupku. Mungkin aku di
karunia oleh Allah SWT dengan kecerdasan di atas rata-rata anak biasa.
Ketika SD rangking 1 dengan mudah aku dapati. Ketika SD mungkin akulah
murid yang paling sering diajukan oleh guru-guru untuk dijadikan
perwakilan dalam perlombaan antar sekolah. Ketika SD mungkin aku
memiliki semua kemampuan yang didambakan oleh orang tua terhadap
anaknya. Tapi itu semua tak berlangsung lama .
Ketika kelas 6 SD aku pindah sekolah. Awalnya aku tinggal di daerah
Padang, kemudian kami sekeluarga pindah ke daerah Cibubur. Semuanya
berubah saat itu . Kegamanganku akan ibu kota Indonesia merusak arus
aman hidup. Ketika itulah aku mulai “melihat dunia”. Aku mulai menjadi
liar bahkan orang tua ku pun tak bisa mengaturku. Aku menganggap diriku
bebas. Aku menganggap inilah diriku tak ada yang bisa mengaturku.
Saat itulah sifat terburuk yang seharusnya tidak dimiliki seorang hamba
muncul yaitu “sombong”. Sifat yang bahkan membuat iblis menjadi makhluk
paling tersesat. Sifat terburuk yang bahkan membuat seseorang tak bisa
masuk ke dalam surgaNya . Kecerdasan ku membuat aku menjadi menyepelekan
banyak hal. Bahkan sering kali berdebat dengan guru tentang pelajaran.
Bukan hanya itu aku pun terbawa arus-arus lingkungan. Awalnya dimulai
dengan sering bermain game online. Lama-lama aku mulai mencoba merokok.
Bahkan pulang malam sudah menjadi biasa. Pacaran pun sudah ku coba. Ini
berlangsung 5 tahun. Aku menyebutnya 5 tahun kegelapan dalam hidupku.
Tapi Alhamdulillah mungkin berkat do’a orang tuaku aku terjaga dari
minum-minuman beralkohol walaupun sudah banyak teman-temanku (sekarang
aku berpikir mereka mungkin bukanlah teman) yang mabuk di depan mataku
bahkan mengganja di depan mataku. Dan mungkin juga berkat do’a orang
tuaku aku tidak pernah melakukan hal yang tidak-tidak dengan wanita.
Nah, pada suatu saat, ketika aku menginap dirumah seorang temanku, Abi
(bapak ku) datang mengetuk pintu. Entah tau darimana dia rumah temanku
ini. Dia datang dengan berjalan kaki. Dia menyuruh ku untuk datang ke
liqo (dari kecil sebenarnya aku pernah di ikutkan bersama teman-teman
abi) dengan terpaksa aku ikut dengan imbalan 20 ribu.
Pada pertemuan pertama liqo tidak ada yang special. Minggu kemudian aku
mengajak teman yang dirumahnya aku menginap. Dengan mudah dia mau,
“teman yang luar biasa” . Akhirnya setiap minggu kami rutin datang ke
liqo. Tanpa terasa hidup ku mulai berubah jalur. Ketika di sebuah bulan
Ramadhan aku iktikaf ketika itulah hidayah datang. Tindakan paling
mengejutkan yang aku lakukan adalah menyudahi hubungan dengan pacarku.
Banyak sebagian teman-teman ku yang menertawakan ku karena ketika mereka
bertanya apa alasan aku menyudahi hubungan dengan pacarku aku menjawab :
”Takut pada Allah”. Sudah lah aku tak memikirkan kata-kata mereka.
Kemudian satu persatu teman di kelas aku ajak untuk liqo bersama ku. Nah
ketika inilah banyak cobaan kesabaran yang aku hadapi. Ada yang banyak
alasan. Bahkan ketika teman yang pertama kali aku ajak itu sakit aku
hanya berdua dengan seorang anak kader. Bertiga dengan Murabbi. Semakin
lama aku menjalani ini semakin ringan akhirnya ada 5 orang teman
sekelasku yang ikut liqo.
Nah, suatu saat aku pun berpikir bagaimana kalau aku membina adik kelas
ku. Aku pun bertanya pada seorang Bu guru (guru yang luar biasa) :
”Bagaimana kalau aku membina adik kelas ku bu?”. Dia menjawab dengan
antusias “Wah bagus itu”. Akhirnya perjuangan baru di mulai. Cobaan
bagaimana mengajak orang. Bagaimana mengumpulkan adik kelas. Tapi
semuanya berkahir manis. Kini di sekolahku ada sekitar 6 kelompok
mentoring. Yang putri di pegang oleh kakak ku. Dan yang putra dipegang
oleh aku dan teman-temanku (kali ini teman yang sebenar-benarnya).
Perjuangan kami pun terus berlanjut sampai saat ini.
Begitulah cerita perjalanan hidupku. Aku pun terus belajar dan belajar.
Do’akan kami-kami ini bisa menjadi pewaris negri ini. Bisa menjadi
perubah Negara ini menjadi lebih baik. Menjadi “Agent of Change”.
Do’akan kami generasi muda ini selalu di berikan hidayah agar bisa
melanjutkan perjuangan ini.
Miqdad Ramadhan , Minggu 24 Maret 2013
Miqdad Ramadhan , Minggu 24 Maret 2013
http://www.pkspiyungan.org/2013/03/5-tahun-kegelapan-hidupku-cahayaliqo.html
0 comments:
Post a Comment