Maka disinilah kita mengharapkan kekuatan iti berjalan dengan lembut. Merubah segala pandangan menjadi indah. Atau merubah paradigma yang rusak menjadi kepercayaan yang menghaluskan setiap insan. Kemudian bergerak dengan indah.. Dan perlahan berjalan perlahan dan menjadi terarah.
Mungkin kekuatan inilah yang menggerakkan Umar bin Khattab sehingga hatinya yang keruh dan penuh kebencian. Tiba tiba melunak. Yang tadinya keras kemudian mencair secara perlahan. Pedang yang ia genggam dengan kuat terlepas dengan kekuatanNya. Begitu pula hatinya menjadi tunduk pada Allah swt.
Begitu pula di suatu sore kita saksikan saat Hamzah pulang berburu. Perlahan merasuk lah kekuatan itu melalui sifat temperamen nya. Mendidih lah darah nya saat menyaksikan keponakan nya di hinakan. Maka sore itu bersaksilah ia bahwa cinta kepada Allah itu mengalir dengan indah. Udara-udara keislaman masuk ke rongga dadanya.
Inilah aliran kekuatan itu. Kekuatan penjagaan bahwa manusia adalah bukti bahwa kuasa Nya itu menjadi jalan jalan takdir perbaikan dunia. Entah melalui siapa. Bisa saja melalui orang orang yang akhirnya merubah arah kuasa peradaban manusia.
Maka inilah penantian panjang. Yang kita tak tau kapan berbuah hasil perjuangan.
Berharap kekuatan cinta ini akan terus mengalir menghiasi jalan jalan kita.
0 comments:
Post a Comment