“Ku pandangi langit
maka kutemukan jalan untuk mengenal Mu
Ku pandangi lautan
maka kutemukan jalan untuk mengenalmu
Aku amati kesempurnaan
tubuhku kutemukan kuasa Mu
Kualihkan
pandanganku ke segala penjuru maka kutemukan banyak jalan untuk mengenalMu
Maka firman Mu menjadi saksi perjalanan ku dalam pencarian untuk
mengenal Mu
Maka hatiku menjadi
saksi bahwa aku telah membuka nya seluas-luasnya untuk menerima kebenaran”
**
Daya upaya Salman Al- Farisi pun tercuat di dalam pikiranku.
Bahwa hidayah tak ditemukan berserak di jalan. Tetapi harus diperjuangkan.
Perjalanan dari Persia bukanlah perjalanan yang dekat. Merasakan menjadi budak
pun telah dirasakan olehnya. Itulah perjalanan pencarian kebenaran.
Kegemilangan dunia ditinggalkannya untuk mencari dimana kah Tuhan sebenarnya.
Persia dan madinah adalah jarak yang harus dia tempuh karena
telah membuka hatinya untuk mengenal siapa penciptanya. Dijadikan budak adalah
pilihan yang harus dia terima untuk menempuh jalan untuk mengenal siapa sang pencipta.
Akhirnya Muhammad yang mendatanginya membawa hidayah padanya.
Melihat ciri-ciri kenabian yang ada pada manusia yang datang ke madinah itu
membuatnya langsung beriman tanpa menunggu waktu. Dan tanpa ragu.
Itulah jalan para pencari kebenaran. Itulah jalan untuk
mencapai fitrah kita sebagai manusia. Itulah jalan para pecinta.
**
Wahai para pencari hidayah bukalah hatimu untuk mengenalnya.
Dan benarkan dengan hatimu yang terdalam maka akan kau temukan di islam itu
semua ada. Sebermula dari hati yang bersih dan terbuka untuk menerima
kebenaran. Dan hati membenarkannya. Dan beriman pada akhirnya. Hingga iman itu
menancap dalam ke dalam hati sehingga status terus meningkat hingga mencapai
ketakwaan. Semoga para pencari hidayah diistiqomahkan.
Semoga selalu istiqomah..
ReplyDelete