Wednesday, July 30, 2014

Pengharapan Tanpa Henti

Pagi yang menghadang begitu indahnya. Mungkin memang pagi ini adalah waktu-waktu terbaik untuk berkhidmat. Tak banyak orang yang bisa menikmati keindahannya. Dengan sedikit alunan yang indah. Kemudian mengarahkan pandangan pada dunia yang ada di hamparan. Dan berpikir berapa tahun lagi aku bertahan di dunia ini. Dan juga berapa tahun aku bisa bersabar dan selalu bersyukur di atas bumi Allah ini. Pikiran-pikiran yang selalu mengelantung di dalam saraf-saraf otak. Uhh.. entah jadi apa aku nanti. Terus berharap ingin menjadi sesuatu yang berarti. Tidak ada seorangpun manusia yang bisa memastikannya. Maka dari itu manusia membutuhkan Allah sang pemberi harapan. Maka jangan pernah berhenti berharap karena harapan itu kan selalu ada.

Perlu di ketahui lagi bahwa keajaiban tidak diberikan pada orang-orang yang duduk-duduk saja. Bertindaklah dan berusaha dan teruslah berharap maka keajaiban itu akan muncul di hadapan kita. Maka pengharapan itu menjadi hal yang tak boleh hilang dalam hati-hati kita. Begitu sombong apabila tak berharap. Libatkan Allah dalam segala tindakan kita. Maka Allah akan melibatkan diriNya dalam permasalah kita. Maka bersyukurlah kita terlahir dalam keadaan islam. Dan menjadi salah satu orang yang tak pernah henti berharap.

Bukanlah alam terbentang di depan mata kita bukti kekuasaanNya maka “Nikmat mana lagi yang kau dustakan?” dan disinilah kita berdiri di salah satu wilayah yang menjadi syurga bagi dunia. Di negriku Indonesia. Yang bahkan istilah orang “batu dan kayu jadi tanaman”. Beruntungnya kita. Maka teruslah berharap untuk kejayaan di negri ini. Dan diberikan pemimpin yang benar-benar memikirkan rakyatnya. Mungkin itu diawali dengan pribadi-pribadi kita menjadi baik. Kemudian menyebarkan kebaikan dan menginspirasi. Hingga virus-virus kebaikan itu menjadi menyebar dan banyak orang terinspirasi. Kemudian terjadi perbaikan massif dimana-mana. Maka apabila sudah banyak orang baik di suatu negri hingga Allah mencintai negri itu maka dengan sendirinya akan muncul pemimpin terbaik. “Maka apabila Allah telah mencintai suatu negri maka Allah akan menjadikan sebaik-sebaik manusia sebagai pemimpin di antara mereka”.

Dan teruslah berharap daripada sibuk mencemooh dan menyalahkan banyak orang, apa salahnya mulai memperbaiki mulai dari diri kita sendiri. Saya pernah mendengar lirik sebuah lagu “Mula diri, keluarga, sahabat masyarakat, dan Negara” memang dimulainya harus dari sesuatu yang kecil.

Kita lihat bukti dari sebuah pengharapan Rasulullah, bahkan di saat beliau ke thaif dan dihinakan disana. Dan kemudian mendapatkan penawaran yang indah dari malaikat untuk melumatkan kaum yang ada di thaif. Tapi lihat kekuatan pengharapan beliau. Beliau hanya mengatakn “ Jangan, mereka hanya belum mengetahui”. Maka implikasinya kita lihat saat kondisi Rasulullah telah wafat dan banyak pemurtadan terjadi. Kemudian kaum yang ada di thaif tetap istiqomah di jalan Allah. Dan Melakukan penguatan terhadap pemerintahan Khalifah Abu Bakar RA

Maka jangan pernah hilangkan harapan dari hati kita. Apabila sudah hilang harapan dari hati kita maka siap-siap lah menjadi seonggok daging yang berjalan di atas bumi. Ada tapi sebenarnya sudah mati. Maka bangkitkan semangat kita. Dan usahlah memperkarakan hal yang tidak penting. Karena masih banyak urusan yang harus di kerjakan. Kencangkan semangat, dan balut dengan asa yang tak henti. Hingga ini diakhirkan oleh yang Maha akhir. Wallahua’lam
#PercikanCahaya
Miqdad Ramadhan
30 Juli 2014

0 comments:

Post a Comment